Jumat, 15 Juni 2012

AKU MEMANG TAK SUCI TAPI AKU BUKAN PELACUR

 Namaku El usiaku saat ini 28 tahun dan masih single
setelah tamat SMP aku pergi ke kota karena desa kelahiranku sulit untuk menggapai impian, aku pergi ke kota S dan bekerja di toko roti untuk membiayai sekolahku hingga tamat SMA, setelah tamat SMA aku bekerja di swalayan dan malam harinya aku kuliah hingga lulus D3, setelah lulus D3 aku mendapat pekerjaan di perusahaan bonafied di kota S, aku mempunyai hoby bermain billyar dan ditempat bermain billyar aku berkenalan dengan pria berusia 36 tahun dan aku 20 tahun (pada saat itu).


setelah perkenalan itu semakin hari aku semakin dekat, aku merasa begitu nyaman berada didekatnya, dia begitu hangat, penuh perhatian, humoris dan ahh gagah…. setiap hari kami bertemu dan menghabiskan waktu bersama, sampai akhirnya aku tau bahwa dia sudah beristri, aku memintanya untuk meninggalkan aku karena aku tidak mau menganggu kehidupannya, tetapi dia tidak pernah mau, lalu aku memilih meninggalkannya, aku pergi ke kota B, dan selama dikota B aku tetap memantau perkembangannya melalui teman-temanku dikota S, namun aku tak tahan merindukannya dan akhirnya aku kembali ke kota S, dan menjalani kembali hubungan kami.
Kami semakin dekat, satu minggu setelah aku kembali ke kota S, dia mengajakku berlibur dan menginap di villa, dan divilla itulah dia merenggut mahkotaku, aku semakin tak dapat melepaskan diri, walaupun dia tidak pernah menjanjikan aku apa2 tapi aku selalu rela mengikuti ajakannya untuk mengulangi “kenikmatan” itu, aku melakukannya dengan suka rela, dialah cinta pertamaku.
Setiap ada kesempatan, kami selalu mengulanginya, kadang kami janjian bertemu di hotel atau kadang dia sengaja datang ketempatku.
Aku menikmati kebersamaanku dengannya tetapi dari lubuk hati yang dalam, aku selalu merasa bersalah karena dia adalah suami orang, aku sering memintanya agar dia minggalkan aku dan kembali kepada keluarganya, walaupun saat menjalin hubungan denganku dia tetap memprioritaskan keluarganya. Kedengarannya memang ironis, seharusnya aku mempertahankan dia atau malah menuntutnya agar menikahi aku karena dia telah merenggut kehormatanku, tetapi aku tidak melakukan hal itu, karena aku tulus mencintainya dan aku tidak berharap apapun darinya kecuali berharap agar dia selalu bahagia, mungkin itulah yang membedakan antara sungguh2 cinta dan hanya sekedar keinginan untuk memiliki.
Dua tahun hubungan itu berjalan, dan naluriku mengatakan bahwa aku harus meninggalkan dia, walaupun kehadiran aku dalam kehidupannya tidak membuat keretakan dalam rumah tangganya, tetapi aku selalu dihantui rasa bersalah. Akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkannya, sebelum aku pergi aku mengatakan padanya agar dia kembali ke istrinya, yah hanya untuk istrinya. Jangan pernah mencari tempat persinggahan lain setelah aku pergi, cukup aku saja yang pernah “mengganggumu” kira2 seperti itulah pesan terakhirku padanya. Dan akupun pergi meninggalkan dia, aku tau dia sedih, dia pedih, dia rindu sama sepertiku. Walaupun sebenarnya akulah yang paling pedih. Tetapi perpisahan itu hanya berlangsung 2 bulan, dia kembali berhasil menemukan aku, dan akupun masih terlalu rapuh tak sanggup menolak kehadirannya kembali
Dia berhasil membawaku kembali kedalam kehidupannya, dan kami saling merasa ketergantungan khususnya untuk urusan seks.
Tiga bulan berlalu, diam-diam aku mengirimkan lamaran pekerjaan ke salah satu perusahaan di jakarta dan aku diterima, tapi aku tidak pernah menceritakan hal ini kepadanya, aku tau jika aku sampaikan kabar ini, dia pasti tidak akan menyetujuinya, dalam hatiku aku bertekad sekuat tenaga untuk mengakhiri hubungan terlarang itu, walaupun aku telah kehilangan segalanya dan aku sangat mencintainya
Malam minggu itu kubuat sedemikian istimewa, aku membooking 1 kamar hotel dan aku menunggunya disana, kali ini aku yang mengajaknya, dia sangat bahagia malam itu, pulang kantor dia langsung menemuiku dihotel, dikamar itu dia memelukku penuh kerinduan dan aku membalasnya dengan sepenuh hati, rasanya kami tak mungkin sanggup terpisahkan, tapi bagaimana dengan isterinya?
Malam itu kami bercinta.. Semua terasa begitu indah, sepanjang malam dia memelukku, dia terlelap dengan senyum kepuasan, ada pancaran bahagia diwajahnya, aku tau itu dan akupun merasakannya. Saat pagi tiba, dia bergegas mandi dan bersiap ke kantor, tak lupa kamipun mengulangi sekali lagi, saat itulah dia menjanjikan pernikahan padaku tapi aku hanya diam, dia mencium keningku dan pamit ke kantor tanpa curiga sedikitpun.
Setelah dia berangkat ke kantor, akupun bersiap pulang ke tempat kostku untuk mengambil koper yang telah aku siapkan sebelumnya, dan aku berangkat ke jakarta tanpa memberitahunya, semua nomor Hp aku ganti, itulah awal hidup baruku sekaligus kehancuranku, aku tak sanggup membayangkan bagaimana dia begitu cemas mencariku.
Satu minggu kemudian, aku menghubunginya, kudengar isak tangisnya diujung telpn, aku sampaikan semua apa adanya bahwa aku ingin mengakhiri hubungan terlarang itu, dan akupun menyampaikan bahwa aku sudah di jakarta, dia memaksaku memberikan alamat dan nomor telponku, tapi sekuat tenaga aku menolaknya. Aku hanya menyampaikan bahwa dia harus kembali ke istrinya, dan aku memintanya berjanji agar tidak akan pernah ada WIL lagi dalam kehidupannya. Cukup aku saja!
Waktupun berlalu, tak ada lagi pelukan hangat, tak ada lagi sentuhan bibir manisnya, aku benar2 telah kehilangan dia, hatiku perih menahan kerinduan yang teramat dalam, walaupun aku tak pernah lagi bicara apalagi bertemu, tetapi aku masih memantau kehidupannya, aku mendengar kabar bahwa dia sudah tinggal satu rumah dengan gadis bar, akupun bertekad untuk menyelidikinya, aku berkunjung ke kota S tanpa sepengetahuan dia, dan aku berkenalan dengan sahabat kekasihku di bar tempat gadis itu bekerja, aku menceritakan semuanya kepada sahabatnya itu dan untungnya dia mau membantuku, gadis bar itu tidak lebih cantik dariku, dan rupanya sahabatnya itu kenal dekat dengan gadis itu tetapi sahabat pacarku tidak menyukai perangai gadis itu
Aku berusaha mencari tau nomor telpn istri kekasihku, dan aku berhasil, aku menghubungi kekasihku aku sampaikan bahwa aku sedang di kota S, dia senang bercampur kaget, dia mengajakku bertemu, kami bertemu di restoran yang dulu menjadi faforit kami, lalu aku tanyakan mengenai gadis bar itu, dia menjawab bahwa apa yang dia lakukan karena untuk melampiaskan kekecewaannya terhadapku, dan aku mengungkit janji kami dulu, janji bahwa dia akan kembali kepada istrinya dan menghargai pengorbananku demi keutuhan rumah tangganya. Dia mengatakan bahwa kami akan tetap berhubungan seperti dulu dan dia meminta waktu untuk menyelesaikan urusannya dengan gadis bar itu, tapi aku sudah terlanjur kecewa, aku mengatakan “Tidak! Kita harus tetap berakhir, aku berlari meninggalkan dia yang masih termangu di sudut ruangan restoran itu, aku buru2 pergi karena kalo tidak segera berdiri dan berlari aku pasti akan histeris disana. Itulah untuk terakhir kalinya kami bertemu.
Dua minggu setelah pertemuan di restoran itu, aku dan sahabat pacarku (baca: mantan pacarku) memantau rumah gadis bar itu, kami memarkir mobil tidak jauh dari rumah itu dan begitu melihat mantanku masuk ke rumah itu, aku segera menghubungi istrinya, 15 menit kemudian istrinya datang dan terjadilah tragedi yang aku yakin tak mungkin bisa dia lupakan untuk seumur hidupnya, begitu juga dengan istrinya, luka hatinya tidak akan terobati sepanjang sisa hidupnya, setidaknya dia akan terus mengingat peristiwa itu, dia mendapati suaminya sedang berhubungan badan dengan gadis bar itu. Impas! Yah jika di ukur untuk ukuran balas dendam mungkin itu sudah cukup impas, tapi semua belum selesai sampai disitu, karena perasaanku yang tak mungkin aku pungkiri, aku tetap mencintainya.
Aku mendengar kabar rumah tangganya baik-baik saja, karena pada akhirnya dia kembali kepada istrinya.
Aku kembali ke Jakarta dan melanjutkan hidupku, berusaha menyatukan hati dan hidupku yang telah hancur lebur. Sejak itu aku menjadi perokok berat.
Aku berusaha menghapus bayangannya, terutama pada malam-malam menjelang aku tidur, tapi aku selalu gagal, dan tragisnya aku tak dapat menahan gejolak birahi yang timbul disetiap kali aku mengingatnya. Hal itu berlangsung setiap saat dalam jangka waktu yang sangat lama.
Untuk mengalihkan semua fikiranku tentang dia, aku sering mendatangi tempat hiburan malam, sampai akhirnya waktu mempertemukan aku dengan pria baruh baya yang ternyata adalah seorang pejabat daerah. Sejak itu kami sering bertemu untuk sekedar makan siang atau minum kopi, tapi lama-lama kami sering melakukan pertemuan di hotel, dan akupun bercinta dengan pejabat itu, aku mendapatkan pelampiasan hasratku, walaupun aku melakukannya tanpa melibatkan perasaan, tetapi aku sangat menikmatinya, pria itu memintaku menjadi istri keduanya, tapi aku tak pernah iyakan itu, jujur hatiku hanya untuk kekasihku yang dulu. Hanya berlangsung dua bulan akupun meninggalkan pejabat itu, menghilang dan tak pernah menemuinya lagi.
Aku tak pernah berniat untuk menjadi petualang, tapi kenangan bersama kekasihku membuat aku membutuhkan pelampiasan, setelah kisahku dengan pejabat itu usai, aku berkenalan lagi dengan pria yang hidupnya tidak pernah menetap disatu tempat, karena tuntutan pekerjaannya, dia adalah seorang Insinyur perminyakan, dia tampan, pintar, gagah dan ehm memuaskan. Sebenarnya saat pertama bertemu dia, aku ingin dia menjadi yang terakhir, aku berharap dia bisa mengobati luka hatiku, tapi ternyata diapun hanya singgah dalam hidupku.
3 kali pertemuan dia sudah berhasil membawaku ketempat tidur, akupun menikmatinya ada sedikit perasaan yang terlibat disana tapi hanya sedikit, selebihnya adalah birahi yang selalu bergejolak, dia terlalu memuaskan untuk aku tinggalkan, maka dari itu aku menerima ajakannya untuk tinggal satu rumah, selama 3 bulan aku tinggal satu rumah dengannya, dan aku bisa melampiaskan hasratku kapan saja. Saat masa tugasnya dijakarta telah selesai, kami pun berpisah, dan semua selesai sampai disitu.
Aku tidak pernah lagi mendengar kabar tentang kekasihku, aku tidak pernah lagi menghubungi teman-temanku dikota S.
Pekerjaan membuatku harus bertemu banyak orang, salah satunya adalah Y, pengusaha, pria matang umur 40 dan sedang menjalani proses perceraian dengan istrinya, kami bertemu dalam posisi yang sama – sama “butuh”, aku butuh pelampiasan dan dia butuh tempat bersandar dalam kegalauannya menghadapi perceraian, kami sering bertemu dan entah siapa yang memulai lebih dulu, tau-tau kami sudah meloncat keatas ranjang, sejak itu kami semakin sering bertemu dan semakin sering mengulangi,
Sekian tahun aku tak pernah datang kembali ke kota S, tapi pada liburan kali ini aku ingin pergi ke kota S, tujuanku bukan untuk menemui teman-temanku ataupun mantan kekasihku, aku hanya ingin berkunjung ke sana. Itu saja.
2 malam aku menginap dihotel seorang diri, di hotel tempat aku dulu pernah tidur dengan kekasihku, tapi entah mengapa perasaanku sudah datar, aku tidak tau apakah aku sudah benar-benar mampu melupakannya.
Dikota S, aku mengunjungi tempat hiburan malam, disana aku bertemu dengan R, kenalan lamaku seorang pelaut. Inilah pria single beda agama dan aku tidak mencintainya.
R berkantor dijakarta, walaupun dia tidak menetap di Jakarta, dari kota S kami kembali ke Jakarta bersama, dan kami pun menjadi lebih sering bertemu, kami sering menginap di hotel dan diapun sering menginap di tempat kost aku, begitu mudahnya aku berpindah dari pelukan Y kepelukan R, hubungan kami berjalan cukup lama, setiap dia kembali dari berlayar, dia selalu kembali ke tempatku, aku menerima kehadirannya dan aku juga menikmatinya. Suatu hari dia kembali dari berlayar, selama satu bulan dia di darat dan tinggal di tempat kostku, hampir setiap hari kami bercinta, satu bulan kemudian dia kembali berangkat berlayar dia bilang hanya tiga bulan dan dia akan segera kembali, setelah kepergiannya aku tiba-tiba sakit dan terpaksa aku pergi kedokter seorang diri.
Alangkah terkejutnya dari hasil pemeriksaan dokter menyatakan bahwa aku hamil dan sudah hampir 2 bulan. Lunglai, aku hanya bisa menangis, mungkin sebagian orang akan mengatakan bahwa “Petualang sudah kena batunya”
Aku menghubungi R tapi aku tidak menceritakan bahwa aku hamil, aku hanya menanyakan kapan dia akan kembali tapi dia tidak pernah memberikan kepastian kapan akan kembali, dia mengatakan bahwa posisinya dia saat itu berada di perbatasan antara Batam dan Malaysia, setiap hari aku berusaha menghubunginya, aku tidak berani mengambil keputusan apapun, aku menunggu janjinya bahwa dia akan datang, satu bulan berlalu dari penantian itu, aku semakin gelisah, hpnya sudah tidak bisa dihubungi, pada detik-detik terakhir kepasrahanku tiba-tiba dia menghubungiku dan aku menyampaikan keadaanku, aku semakin hancur saat dia bilang tidak akan pernah kembali dan meninggalkan aku dalam keadaan hamil. Kandunganku saat itu sudah memasuki usia 3 bulan.
Aku tidak punya pilihan lain, aku tidak mungkin membiarkan anak itu lahir tanpa ayah, aku terpaksa menggugurkannya walaupun sejujurnya demi Tuhan aku tak ingin melakukan itu, aku sudah menunggu R hingga 3 bulan namun kenyataannya dia tidak pernah kembali dan aku tidak sanggup menaggung semuanya seorang diri.
Peristiwa itu membuat aku tersadar, dulu aku berusaha menyelamatkan kehidupan dan rumah tangga kekasihku, tetapi aku merusak hidupku sendiri.
Kini… aku sendiri tak ada keinginan untuk dekat dengan laki-laki. Peristiwa itu sudah berlalu 3 tahun tapi aku seakan masih merasakan nyeri ketika alat itu mengoyak kemaluanku dan mengeruk gumpalan daging calon bayiku. Nyeri dan perih dihati
Tuhan… aku sangat kotor, masihkah ada ampun untukku? Aku memang tak suci tapi aku bukan pelacur
Aku percaya sebesar apapun dosaku, ampunan dan kasih sayangMU jauh lebih besar.
Aku percaya, setiap makhluk Tuhan diciptakan berpasang-pasangan, jika Tuhan menghendaki aku memiliki pasangan, dia pasti akan mengirimkan pasangan terbaik dari sisi-Nya dan pastinya bersedia menerima aku apa adanya. Amin
“Masa lalu adalah kenangan, kita tidak bisa berbuat apa-apa dengan semua itu. Masa depan adalah harapan, itu diluar kemampuan kita untuk mengontrolnya. Dan hari ini.. hari ini adalah hadiah untuk kita syukuri dan nikmati, maka dari itu kita menyebutnya hadiah”

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © RANGE TUBE Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger